Recently Published
Most Viewed
[Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta Indica) sebagai Pestisida Nabati] : Review Image
Journal article

[Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta Indica) sebagai Pestisida Nabati] : Review

Senyawa metabolit sekunder berperan sebagai pengendali populasi serangga hama dan pertumbuhan agen biologi penyebab penyakit tanaman. Sifat dan mekanisme kerja bahan nabati tersebut dalam melindungi tanaman dapat sebagai antifitopatogenik (antibiotik pertanian), fitotoksik atau mengatur pertumbuhan tanaman (fitotoksin, hormon, dan sejenisnya), dan bahan aktif terhadap serangga. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai sumber bahan pestisida (Pestisida nabati) adalah mimba yang telah banyak dimanfaatkan dan cukup efektif untuk mengendalikan beberapa hama dan penyakit pada tanaman. Mimba memiliki bahan aktif azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin sebagai hasil metabolit sekunder yang mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan cara mempengaruhi pertumbuhan, daya makan, reproduksi, dan oviposisi Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut untuk mengurangi dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya masih dibawah pestisida kimia. Ulasan ini kemudian disusun untuk memaparkan efektifitas mimba sebagai pestisida nabati dalam mengatasi berbagai gangguan hama dan penyakit tanaman yang berpotensi menurunkan produksi.
Peran Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Wilayah Perdesaan dalam Mengentaskan Kemiskinan Image
Journal article

Peran Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Wilayah Perdesaan dalam Mengentaskan Kemiskinan

Pembangunan ekonomi masyarakat perdesaan dalam menurunkan kemisikinan di perdesaan dilakukan dengan pengembangan industri yang seimbang, memperbaiki struktur pertanian, program peningkatan pendidikan masyarakat perdesaan, peningkatan program pemberdayaan masyarakat pedesaan dengan cara program pelestrian lingkungan dan penguatan lembaga-lembaga di perdesaan maupun sarana dan prasarana. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berpotensi cukup besar dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu melihat potensi sektor pertanian yang dapat dikembangkan sehingga dapat membantu perekonomian daerah serta dapat menciptakan lapangan kerja. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi wilayah perdesaan dalam mengentaskan kemiskinan. Bahan literatur yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah beberapa referensi yang berasal dari hasil penelitian, kajian, dan ulasan dari beberapa tulisan yang kemudian dirangkum menjadi suatu karya tulisan ilmiah. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode Desk Research, kemudian di analisis dengan mengunakan analisa deskriktif kualitatif untuk menjawab tujuan penulisan melalui telaah literatur dengan mendeskripsikan peran sektor pertanian terhadap perekonomian wilayah perdesaan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Kementerian Pertanian, berbagai hasil penelitian, jurnal, kebijakan pemerintah, dan lembaga terkait yang dapat mempertajam kedalaman analisis. Sektor pertanian berperan penting terhadap upaya pengurangan kemiskinan di wilayah perdesaan. Sektor pertanian menjadi kunci dan dapat sebagai leading sector dalam mengurangi kemiskinan secara agregat, mengingat kemiskinan terbesar terdapat di wilayah perdesaan. Pengembangan ekonomi perdesaan dalam menurunkan tingkat kemiskinan di dapat dilakukan oleh pemerintah terkait maupun masyarakat perdesaan melalui program pembangunan ekonomi masyarakat perdesaan.
Karakteristik Mutu Lada Hitam dan Lada Putih dari Beberapa Kabupaten Sentra Lada di Lampung Image
Karakteristik Mutu Lada Hitam dan Lada Putih dari Beberapa Kabupaten Sentra Lada di Lampung Image
Journal article

Karakteristik Mutu Lada Hitam dan Lada Putih dari Beberapa Kabupaten Sentra Lada di Lampung

Pengaruh Arang Aktif (Charcoal) pada Media MS untuk Meningkatkan Pertumbuhan Anggrek pada Kultur In Vitro Image
Pengaruh Arang Aktif (Charcoal) pada Media MS untuk Meningkatkan Pertumbuhan Anggrek pada Kultur In Vitro Image
Journal article

Pengaruh Arang Aktif (Charcoal) pada Media MS untuk Meningkatkan Pertumbuhan Anggrek pada Kultur In Vitro

Suggested For You
Sifat Fisik, Kimia dan Tingkat Kesukaan Bubur Instan dengan Variasi Campuran Beras IR 64 (Oryza Sativa L.) dan Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Serta Suhu Pengeringan Image
Journal article

Sifat Fisik, Kimia dan Tingkat Kesukaan Bubur Instan dengan Variasi Campuran Beras IR 64 (Oryza Sativa L.) dan Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Serta Suhu Pengeringan

Bubur instan sebagai produk pangan cepat saji pengganti nasi yang tinggi kandungan gizi perlu disediakan. Pembuatan bubur instan dilakukan menggunakan campuran beras IR 64 dan labu kuning yang memiliki kandungan gizi tinggi dan memiliki harga yang relatif murah. Bubur instan umumnya dibuat dengan prinsip bubur kental yang dikeringkan dan kemudian dihaluskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi campuran beras IR 64 dan labu kuning serta suhu pengeringan terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan bubur instan, serta menentukan variasi campuran beras IR 64 dan labu kuning serta suhu pengeringan yang tepat sehingga dihasilkan bubur instan dengan sifat fisik dan kimia yang memenuhi syarat serta disukai panelis.Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial. Faktor perlakuan pada penelitian ini adalah variasi campuran labu kuning dan beras IR 64 (25%:75%, 50%:50% dan 75%:25%) dan variasi suhu pengeringan (150oC, 160oC dan 170oC). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan metode Univariate Analysis of Variance dan One Way Anova dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan variasi campuran beras IR 64 dan labu kuning serta suhu pengeringan berpengaruh nyata terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan bubur instan. Bubur instan terbaik berdasarkan parameter tingkat kesukaan warna, aroma, rasa, kekentalan dan keseluruhan adalah bubur instan dengan variasi campuran beras IR 64 dan labu kuning (50%:50%) serta suhu pengeringan 160oC yang memiliki kadar air 8,48%, kadar abu 0,09%, kadar protein 11,35%, kadar lemak 0,93%, kadar beta karoten 36,22 µg/g, aktivitas antioksidan 11,50%RSA dan kadar total fenol 9,33 mg EAG/g, sehingga sebagian hasil analisis yang dilakukan telah sesuai standar bubur instan yang dipersyaratkan (SNI).
Respon Kacang Panjang terhadap Pupuk Organik Cair Babandotan (Ageratum Conyzoides) Image
Journal article

Respon Kacang Panjang terhadap Pupuk Organik Cair Babandotan (Ageratum Conyzoides)

Fresh Handling Sayur Sayuran di Desa Undrusbinangun, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Image
Journal article

Fresh Handling Sayur Sayuran di Desa Undrusbinangun, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Strategi Pemasaran Melon di Kabupaten Sragen Image
Journal article

Strategi Pemasaran Melon di Kabupaten Sragen

Respon Kacang Panjang terhadap Pupuk Organik Cair Babandotan (Ageratum Conyzoides) Image
Respon Kacang Panjang terhadap Pupuk Organik Cair Babandotan (Ageratum Conyzoides) Image
Journal article

Respon Kacang Panjang terhadap Pupuk Organik Cair Babandotan (Ageratum Conyzoides)

Fresh Handling Sayur Sayuran di Desa Undrusbinangun, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Image
Fresh Handling Sayur Sayuran di Desa Undrusbinangun, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Image
Journal article

Fresh Handling Sayur Sayuran di Desa Undrusbinangun, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Strategi Pemasaran Melon di Kabupaten Sragen Image
Strategi Pemasaran Melon di Kabupaten Sragen Image
Journal article

Strategi Pemasaran Melon di Kabupaten Sragen

Read more articles