Baru saja dipublikasikan
Most Viewed
Analisis Pasca Bencana Tsunami Aceh Image
Journal article

Analisis Pasca Bencana Tsunami Aceh

Tsunami yang menghancurkan kota dan bahkan peradaban telah terjadi sejak beberapa ribu tahun sebelum masehi seperti halnya di Mediterania. Di Indonesia, bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh 26 Desember 2004 telah menyebabkan kehancuran yang luar biasa di daerah pesisir Aceh dari segi infrastruktur dan korban manusia. Bencana yang terjadi merupakan salah satu bencana yang terbesar di abad ini. Karena kehancuran yang demikian besar maka besar juga hendaknya pelajaran yang bisa diambil untuk dapat dijadikan acuan untuk menata dan membangun kawasan pesisir Aceh khususnya dan untuk pelajaran kawasan pesisir lain di Indonesia yang rawan bencana tsunami. Model rumah panggung untuk pengungsi terbukti lebih efektif untuk daerah pesisir dibandingkan dengan model rumah yang menempel pada tanah. Gempa yang terjadi pasca gempa 26 Desember 2004 ternyata berpengaruh besar pada kawasan pesisir dimana sebagian daratan mengalami penurunan dan air laut pasang dapat masuk lebih jauh dari sebelumnya hingga menggenangi daerah pengungsi. Kajian tingkat kerusakan, pemetaan daerah terkena tsunami dan kondisi fisik dan ekologis kawasan pesisir pasca bencana tsunami demikian pula pemetaan kembali wilayah pesisir terutama akibat adanya penurunan daratan, pembuatan zonasi kerentanan multi bencana (gempa, tsunami, banjir, longsor dan lain-lain) sangat penting untuk rekonstruksi Aceh pasca tsunami. Aspek pendidikan tentang bencana kepada masyarakat dan anak-anak sekolah merupakan bagian dari sistim peringatan dini yang penting.
Tsunami Di Indonesia Dan Upaya Mitigasinya Image
Journal article

Tsunami Di Indonesia Dan Upaya Mitigasinya

Beberapa kawasan pantai di Indonesia rawan terhadap bencana gelombang tsunami. Kawasan barat pulau Sumatera, Selat Sunda, selatan pulau Jawa menerus sampai ke Nusa Tenggara Timur, dan di kawasan Indonesia Bagian Timur merupakan zona bahaya tsunami. Penyebab tsunami sebagian besar diakibatkan oleh adanya gempa bumi tektonik, yang biasanya bersifat dangkal, magnitude besar dan mempunyai mekanisme sesar naik atau turun. Ditinjau dari seting tektonik, penunjaman lempeng di barat pulau Sumatera dan selatan pulau Jawa menerus sampai ke Nusa Tenggara Timur mengakibatkan ancaman bencana Tsunami yang bersumber dari gempa tektonik di zona itu. Sementara di Indonesia Bagian Timur banyak patahan-patahan di laut yang berpotensi menimbulkan tsunami seperti Sesar Flores, Sesar Wetar, Sesar Palu Koro, Sesar Sorong dll. Selain faktor besarnya magnitude dan kedalaman fokus gempa yang menjadi penyebab tsunami, faktor lain yang berpengaruh terhadap besarnnya tsunami saat tiba di pantai adalah jarak pusat gempa terhadap pantai. Selain itu faktor karakteristik pantai seperti bentuk pantai, bentuk morfologi pantai dan kedalaman dasar litut juga berpengaruh terhadap tingginya gelombang tsunami yang tiba di pantai. Untuk mereduksi dampak buruk dari kejadian bencana tsunami perlu diupayakan kegiatan mitigasi bencana guna menekan jumlah korban dan harta benda dari kejadian bencana tsunami. Upaya mitigasi dapat berupa pemetaan kawasan rawan tsunami dengan skala yang cukup memadai, pembuatan green belt di kawasan pantai, penataan tata ruang, pembuatan jalur dan tempat evakuasi sampai dengan sistim peringatan dini bencana tsunami. Selain mengamati tanda-tanda alam pada awal kejadian suatu tsunami, sistim peringatan dini yang didukung den gan teknologi maju dapat diterapkan pada kawasan rawan tsunami. Tsunami Early Warning System (TEWS) dapat dibangun dengan menerapkan beberapa sistim terintegrasi sepertijejaring seismograf yang rapat dan sensitive, pembangunan sistim DART (Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis) beserta perangkatnya seperti buoy, sistim satelit dan stasiun induk pengolahan data interpretasi yang hasilnya dapat dijadikanisistim peringatan dini ke masyarakat Tide gauge recorder dapat ditempatkan di pelabuhan untuk mengamati karakter gelombang, dan juga kamera dengan pemantauan secara visual pada tempat-tempat ketinggian tertentu seperti menara, bukit di pantai dapat dilakukan untuk antisipasi datangnya tsunami. Tak kalah pentingnya adalah sosialisasi ke masyarakat yang berhubungan langsung pada zona-zona rawan bencana tsunami agar selalu waspada dan mengetahui dengan benar gejala-gejala tsunami untuk dapat segera melakukan evakuasi bila terjadi suatu bencana tsunami.
Geografi Bencana Gempa dan Gelombang Tsunami Image
Journal article

Geografi Bencana Gempa dan Gelombang Tsunami

Gempa Bumi dan Mekanismenya Image
Journal article

Gempa Bumi dan Mekanismenya

Geografi Bencana Gempa dan Gelombang Tsunami Image
Geografi Bencana Gempa dan Gelombang Tsunami Image
Journal article

Geografi Bencana Gempa dan Gelombang Tsunami

Gempa Bumi dan Mekanismenya Image
Gempa Bumi dan Mekanismenya Image
Journal article

Gempa Bumi dan Mekanismenya

Suggested For You
Dampak Bencana Pada Reklamasi Pantai Utara Jakarta Image
Journal article

Dampak Bencana Pada Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Pantai Utara Jakarta yang membentang dari Kamal Muara sampai Marunda tak lama lagi akan berubah wajah menjadi daratan yang diisi dengan berbagai aktifitas yang mendukung perekonomian Jakarta. Reklamasi Pantura Jakarta ini bahkan direncanakan mengambil wilayah dari Kab. Bekasi timur sampai Kab. Tangerang. Kegiatan reklamasi yang direncanakan mulai tahun 2003 ini sedikit terhambat karena Kementrian Lingkungan Hidup menolak reklamasi pantura ini. Studi amdal memberikan hasil bahwa reklamasi pantura Jakarta memberikan dampak lingkungan yang sangat besar. Reklamasi pantura akan menghabiskan lahan seluas 2.700 ha, yang terbentang sepanjang 32 Km, dengan mengambil lebar dari bibir pantai ke arah laut sejauh 1,5 Km dan kedalaman maksimal delapan meter. Untuk reklamasi pantura tersebut dibutuhkan material sebanyak 330 juta m3. Untuk keperluan tersebut deposit pasir laut berdasarkan studi terdapat di Tanjung Burung, pulau Tidung, Tanjung Kait, Tanjung Pontang, pantai Cemara, pasir Putih, serta bekas pertambangan timah di pulau Bangka dan Belitung. Peruntukannya kawasan reklamasi dibagi dalam 3 zona: 1) Zona Barat untuk kawasan permukiman; 2) Zona Tengah untuk kawasan revitalisasi Sunda Kelapa, kawasan pusat niaga, serta kawasan rekreasi dan permukiman; 3) Zona Timur untuk kawasan Pelabuhan Tanjung Priok serta kawasan pergudangan, industri, dan pusat distribusi. Keuntungan ekonomis dari kegiatan tersebut harus juga memperhitungkan dampak bencana yang akan ditimbulkan. Minimal ada lima dampak yang akan muncul, yaitu dampak terhadap banjir di Jakarta, gangguan operasional beberapa proyek vital, potensi konflik dengan masyarakat, kerusakan ekosistem laut, serta memperluas potensi pencemaran ke arah perairan Pulau Seribu.
Baca artikel lainnya