Journal article
Beberapa kawasan pantai di Indonesia rawan terhadap bencana gelombang tsunami. Kawasan barat pulau Sumatera, Selat Sunda, selatan pulau Jawa menerus sampai ke Nusa Tenggara Timur, dan di kawasan Indonesia Bagian Timur merupakan zona bahaya tsunami. Penyebab tsunami sebagian besar diakibatkan oleh adanya gempa bumi tektonik, yang biasanya bersifat dangkal, magnitude besar dan mempunyai mekanisme sesar naik atau turun. Ditinjau dari seting tektonik, penunjaman lempeng di barat pulau Sumatera dan selatan pulau Jawa menerus sampai ke Nusa Tenggara Timur mengakibatkan ancaman bencana Tsunami yang bersumber dari gempa tektonik di zona itu. Sementara di Indonesia Bagian Timur banyak patahan-patahan di laut yang berpotensi menimbulkan tsunami seperti Sesar Flores, Sesar Wetar, Sesar Palu Koro, Sesar Sorong dll. Selain faktor besarnya magnitude dan kedalaman fokus gempa yang menjadi penyebab tsunami, faktor lain yang berpengaruh terhadap besarnnya tsunami saat tiba di pantai adalah jarak pusat gempa terhadap pantai. Selain itu faktor karakteristik pantai seperti bentuk pantai, bentuk morfologi pantai dan kedalaman dasar litut juga berpengaruh terhadap tingginya gelombang tsunami yang tiba di pantai. Untuk mereduksi dampak buruk dari kejadian bencana tsunami perlu diupayakan kegiatan mitigasi bencana guna menekan jumlah korban dan harta benda dari kejadian bencana tsunami. Upaya mitigasi dapat berupa pemetaan kawasan rawan tsunami dengan skala yang cukup memadai, pembuatan green belt di kawasan pantai, penataan tata ruang, pembuatan jalur dan tempat evakuasi sampai dengan sistim peringatan dini bencana tsunami. Selain mengamati tanda-tanda alam pada awal kejadian suatu tsunami, sistim peringatan dini yang didukung den gan teknologi maju dapat diterapkan pada kawasan rawan tsunami. Tsunami Early Warning System (TEWS) dapat dibangun dengan menerapkan beberapa sistim terintegrasi sepertijejaring seismograf yang rapat dan sensitive, pembangunan sistim DART (Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis) beserta perangkatnya seperti buoy, sistim satelit dan stasiun induk pengolahan data interpretasi yang hasilnya dapat dijadikanisistim peringatan dini ke masyarakat Tide gauge recorder dapat ditempatkan di pelabuhan untuk mengamati karakter gelombang, dan juga kamera dengan pemantauan secara visual pada tempat-tempat ketinggian tertentu seperti menara, bukit di pantai dapat dilakukan untuk antisipasi datangnya tsunami. Tak kalah pentingnya adalah sosialisasi ke masyarakat yang berhubungan langsung pada zona-zona rawan bencana tsunami agar selalu waspada dan mengetahui dengan benar gejala-gejala tsunami untuk dapat segera melakukan evakuasi bila terjadi suatu bencana tsunami.