Kualitas minyak kayu putih sangat bergantung pada kadar kandungan sineol dalam minyak kayu putih. Penambahan senyawa lain dapat menurunkan kualitas minyak kayu putih. Selama ini, metode yang digunakan untuk menguji kemurnian minyak kayu putih masih sangat konvensional sehingga membutuhkan waktu yang lama, dan menyisahkan limbah bahan-bahan kimia, juga biaya yang mahal. Pada studi ini, minyak kayu putih dikarakterisasi dengan menggunakan Near Infrared Spectroscopy (NIRs) dan analisis kandungan senyawa penyusun menggunakan Gas Chromatography Massa Spectroscopy (GC-MS). Hasil dari penelitian ini diperoleh karakter NIRs minyak kayu putih murni yang berbeda dengan minyak terpentin murni. Diketahui perbedaan puncak spektra yang berbeda dari minyak terpentin yang tidak dimiliki minyak kayu putih adalah pada bilangan gelombang 5620 cm-1 yang menunjukkan adanya kandungan α-pinene dari minyak terpentin di dalam minyak kayu putih. Kandungan senyawa penyusun yang diperoleh dari analisa dengan menggunakan GC-MS menunjukkan kandungan utama minyak kayu putih murni adalah 72.11% 1,8 sineol. Dengan demikian, kemurnian minyak kayu putih dapat diketahui dalam waktu singkat dan akurat, tanpa membutuhkan biaya yang mahal.