Recently Published
Most Viewed
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Terbangun untuk Industri terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebagian Wilayah Kecamatan Ceper Image
Journal article

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Terbangun untuk Industri terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebagian Wilayah Kecamatan Ceper

Alih fungsi lahan pertanian merupakan konsekuensi dari perkembangan wilayah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik alih fungsi lahan, mengidentifikasi faktor penyebab alih fungsi lahan, dan menganalisa kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah terjadi alih fungsi lahan. Metode yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif menggunakan perbandingan tabulasi silang. Teknik sampling menggunakan metode sensus. Unit penelitian yaitu seluruh masyarakat pemilik lahan pertanian yang beralih fungsi. Hasil penelitian menunjukkan pembeli lahan sebagian besar adalah investor dari luar daerah. Luas lahan yang beralih fungsi sebesar 184.681m2 berupa lahan sawah dengan luas rata –rata 2300 m2. Faktor utama penyebab alih fungsi lahan adalah harga jual yang tinggi. Alih fungsi lahan tidak mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, karena hanya terdapat proses alih kekuasaan harta yang diwariskan kepada keluarga pemilik lahan. Naiknya pendapatan masyarakat setelah menjual lahan berbanding lurus dengan bertambahnya pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Perubahan kondisi sosial berupa tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas bertambah besar setelah terjadi alih fungsi lahan.
Faktor\u002DFaktor yang Mempengaruhi Produksi dan Produktivitas Kolam Budidaya Ikan di Kawasan Minapolitan Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten (Kasus di Desa Nganjat dan Desa Janti) Image
Journal article

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Produktivitas Kolam Budidaya Ikan di Kawasan Minapolitan Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten (Kasus di Desa Nganjat dan Desa Janti)

Penetapan suatu wilayah sebagai kawasan minapolitan adalah bentuk penataan ruang untuk memudahkan kegiatan perikanan dari hulu ke hilir. Produksi dan produktivitas kolam merupakan hasil yang didapat dari kegiatan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola persebaran unit kolam budidaya dan tata ruang kawasan minapolitan di lokasi penelitian, mengidentifikasi karakteristik pembudidaya ikan di lokasi penelitian, dan menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi dan produktivitas kolam budidaya di lokasi penelitian. Pola persebaran kolam pembudidayaan di kedua desa adalah mengelompok sehingga timbul pemusatan ruang kegiatan budidaya yang kemudian diupayakan oleh pemerintah untuk ditata melalui tata ruang kawasan minapolitan. Rencana dalam tata ruang tersebut belum semua dijalankan terlihat dari keadaan eksisting di lapangan. Karakteristik pembudidaya ikan bervariasi dengan dominan pembudidaya usia 25-64 tahun, telah menempuh minimal pendidikan formal dasar, lama budidaya lebih dari 7 tahun. Faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini yang paling mempengaruhi baik variabel produksi maupun produktivitas adalah habis pakan dan luas lahan kolam budidaya
Suggested For You
Pengaruh Sosial Ekonomi Penghuni terhadap Permukiman Kumuh di Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya Image
Journal article

Pengaruh Sosial Ekonomi Penghuni terhadap Permukiman Kumuh di Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi dan faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadap permukiman kumuh serta mengetahui persepsi penghuni terhadap perbaikan permukiman kumuh. Penelitian ini mengambil sampel di tiga kelurahan di Kecamatan Wonokromo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan metode Likert.Hasil analisis korelasi mengemukakan adanya hubungan positif antara pendapatan keluarga dan tahun sukses pendidikan dengan tingkat permukiman kumuh dan analisis regresi mengemukakan bahwa pendapatan total keluarga adalah faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat permukiman kumuh . Sedangkan penghuni mempunyai persepsi bahwa perbaikan permukiman kumuh dimulai dari penataan permukiman, program bersih kampung, kebersihan sungai, ketersediaan tempat sampah umum, petugas kebersihan, program perbaikan dan kebersihan drainase, ketersediaan dan kebersihan toilet komunal.
Read more articles