Recently Published
Pengolahan Limbah Laundry dengan Metode Moving Bed Biofilm Reactor (Mbbr) Image
Journal article

Pengolahan Limbah Laundry dengan Metode Moving Bed Biofilm Reactor (Mbbr)

Most Viewed
Evaluasi Wadah Tempat Pembuangan Sementara (Tps) Berdasarkan Konsep Perilaku Masyarakat (Studi Kasus di Kelurahan Sungai Jawi Dalam) Image
Journal article

Evaluasi Wadah Tempat Pembuangan Sementara (Tps) Berdasarkan Konsep Perilaku Masyarakat (Studi Kasus di Kelurahan Sungai Jawi Dalam)

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendaur ulang, pengelolaan, dan /atau tempat pengelolaan sampah terpadu. Di lokasi TPS inilah kita dapat melihat perilaku masyarakat dalam membuang sampah dimana perilaku tersebut tentu akan berdampak pada kondisi lingkungan TPS. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat dan TPS yang berlokasi di Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat karena TPS dilokasi tersebut kondisi fisik wadah dan lingkungan disekitarnya terlihat kurang baik dan posisi TPS tersebut terletak di tepi jalan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam membuang sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kelurahan Sungai Jawi Dalam dan mengevaluasi TPS untuk memperoleh wadah TPS yang ideal sesuai dengan konsep perilaku masyarakat dalam membuang sampah dan SNI 19-2454- 2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan bagian pewadahan sampah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk mendeskripsikan analisis perilaku masyarakat dalam membuang sampah di TPS dan mendeskripsikan hasil evaluasi pewadahan TPS di Kelurahan Sungai Jawi Dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat di Kelurahan Sungai Jawi Dalam sebesar 74,5% cenderung tidak melakukan pemilahan sampah dan sebesar 93% perilaku masyarakat membuang sampah dengan cara turun dari kendaraan dan memasukkan sampah tepat ke dalam wadah TPS. Sedangkan untuk evaluasi terhadap wadah TPS diperoleh hasil bahwa wadah TPS yang ideal adalah wadah TPS yang tidak mudah rusak, memiliki tutup, kedap air, berbahan fiberglass atau logam besi, memiliki landasan dasar yang massive, dilengkapi saluran drainase, dan disediakan sesuai dengan jenis sampah yaitu TPS untuk sampah organik dan anorganik dengan disertai warna dan keterangan.
Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah di Tempat Penampungan Sementara (Tps) di Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak Image
Journal article

Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah di Tempat Penampungan Sementara (Tps) di Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak

Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang kompleks karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah.Faktor lainnya adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam membuang sampah di tempat penampungan sementara (TPS) dan rekomendasi sistem peletakan TPS serta metode pengawasan terhadap masyarakat dalam membuang sampah di Kota Pontianak dengan sampel Kelurahan Sungai Jawi Dalam dan Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi lapangan, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Data yang di perlukan antara lain mengamati perilaku orang membuang sampah di TPS, mengetahui pendapat masyarakat mengenai TPS, data TPS yang ada di kota Pontianak yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak, dan data sanitasi lingkungan mengenai pengelolaan sampah yang diperoleh dari Bappeda Kota Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat di Kelurahan Sungai Jawi Dalam dalam membuang sampah yang tertinggi dengan cara melempar dari atas kendaraan ke luar TPS sebesar 43%, sedangkan perilaku masyarakat di Kelurahan Sungai Beliung dalam membuang sampah yang tertinggi dengan cara turun dari kendaraan dan membuang ke dalam TPS sebesar 52,43%. Sementara dari hasil kuesioner didapatkan bahwa perilaku masyarakat membuang sampah di Kelurahan Sungai Jawi Dalam yang tertinggi ialah turun dari kendaraan dan membuang ke dalam TPS sebesar 63%, sedangkan perilaku masyarakat di Kelurahan Sungai Beliung yang tertinggi ialah turun dari kendaraan dan membuang kedalam TPS sebesar 46%. Rekomendasi untuk metode pengawasan pembuangan sampah ialah pemerintah harus melakukan pengawasan dan monitoring terhadap masyarakat dalam membuang sampah pada setiap TPS yang ada di kota Pontianak dan juga daerah-daerah yang terdapat sampah liar. Sedangkan untuk sistem peletakan TPS, TPS sebaiknya terletak di lokasi yang mudah diangkut oleh truk sampah, tetapi juga tidak terlalu jauh dari jalan utama yang merupakan jalur truk sampah karena bisa membuat waktu ritasi menjadi lebih lama.
Suggested For You
Analisis Dampak Perubahan Iklim terhadap Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Desa Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Image
Journal article

Analisis Dampak Perubahan Iklim terhadap Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Desa Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya

-- Pemanasan global berdampak pada Perubahan iklim dan berimplikasi terhadap sektor kelautan.Dampak yang paling nyata adalah berubahnya pola presipitasi serta arah dan kecepatan anginsehingga berdampak pula terhadap hasil tangkapan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat Perubahan iklim terhadap sektor perikanan diDesa Sungai Kakap; (2) mengestimasi besarnya tingkat kesejahteraan nelayan di Desa SungaiKakap sebagai akibat terjadinya Perubahan iklim; (3) menganalisis strategi adaptasi yangdilakukan oleh nelayan di Desa Sungai Kakap dalam menghadapi Perubahan iklim. Metoda yangdigunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan tren hasil tangkapan nelayan dengankondisi iklim yang terjadi. Untuk mengestimasi besarnya tingkat kesejahteraan nelayan dhitungmenggunakan Nilai Tukar Nelayan, sementara analisis adaptasi nelayan menggunakan metodeanalisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memiliki dampak paling besarterhadap turunnya hasil tangkapan nelayan adalah curah hujan, karena lingkup penelitian inidibatasi pada daerah pesisir sehingga arah dan kecepatan angin serta tinggi gelombang tidakmemberi dampak terhadap nelayan dalam melaut. Curah hujan yang tinggi berdampak terhadapsalinitas air laut sehingga menyebabkan turunnya hasil tangkapan nelayan. Curah hujan rata-ratadalam kurun waktu 2008-2012 di Sungai Kakap adalah 2.662,4 mm dengan penurunan hasiltangkapan dari tahun 2009-2012 sebesar 3.316,7 ton. Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Desa SungaiKakap Tahun 2012 sebesar 0,84 yang mengindikasikan keluarga nelayan di Desa Sungai Kakapmempunyai daya beli yang rendah dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dan mengalamidefisit anggaran rumah tangga. Pola adaptasi yang dilakukan nelayan dalam menghadapiperubahan iklim tersebut adalah dengan menerapkan pola pemasukan ganda, yaitu denganmencari tambahan pemasukan melalui USAha non perikanan.
Read more articles