Journal article // Humaniora






Keindahan sebagai Pelipur Lara
1996  //  DOI: 10.22146/jh.v0i3.1949
Sudibyo Sudibyo

Metrics

  • Eye Icon 274 views
  • Download Icon 361 downloads
Metrics Icon 274 views  //  361 downloads
Keindahan sebagai Pelipur Lara Image
Abstract

Sebuah karya sastra tidak dapat dibebaskan dari aktivitas menyatakansuatu pikiran, bahkan sebuah karya sastra kadang diciptakan dengan sengaja untuk menyatakan suatu pikiran (Junus, 1989:73). Bertolak dari pendapat di atas, sebuah karya sastra mengenal suatu masyarakat tertentu, diduga akan merefleksikan atau merefraksikan realitas sosial yang ada dalam masyarakat tersebut atau setidak-tidaknya karya itu akan menolak unsur-unsur yang berasal dan realitas lain (Junus, 1984:57). Seorang pembawa (penulis) cerita pelipur lara, berusaha mencari titik temu diantara dunia yang digambarkan di dalam ceritanya dengan dunia empirik yang dialami dan dirasakannya. Di dalam tulisan ini dipergunakan pendekatan psikologi sastra dengan penekanan kepada pembaca. Oleh karena itu, yang menjadi pusat perhatian tulisan ini adalah hubungan antara karya sastra dengan pengalaman pembaca, terutama yang menyangkut fungsi karya sastra bagi pembacanya (lihat Damono, 1995:8).

Full text
Show more arrow
 

Metrics

  • Eye Icon 274 views
  • Download Icon 361 downloads
Metrics Icon 274 views  //  361 downloads