Salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan AKI yaitu setiap ibu hamil bersalin dan nifas ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, bidan ditempatkan di desa untuk menjangkau pelayanan ini. Dalam pelaksanaannya ditemukan berbagai kendala diantaranya rata-rata bidan desa relatif masih muda, ada bidan yang belum bisa menolong persalinan normal, bidan tidak bermitra dengan paraji sehingga kalah bersaing karena secara pengalaman paraji lebih dipercaya oleh masyarakat desa, hal ini menyebabkan bidan tidak betah tinggal di desa. Rumah Bersalin “Budi Setia” (RBBS) Kota Sungai Penuh-Jambi menjalin kemitraan dengan bidan desa (kebanyakan bidan muda/baru ditugaskan) dengan konsep setiap bidan desa diizinkan mengikuti magang setelah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan. Lama masa magang maksimal 2 hari. Bidan magang akan bergabung dengan tim jaga RBBS (1 bidan senior, bidan magang dan 2 bidan pembantu) , lingkup tindakan hanya persalinan normal dan kegawatan obstetri. Mekanisme kerja; setiap pasien yang ditolong bidan magang harus menjelaskan anamnesa, diagnosa kebidanan, rencana tindakan dan potensial masalah yang timbul dengan metode group discussion in real cases. Pada tahap pelaksanaan, bidan senior menjadi penolong pertama dan bidan penolong kedua. Jika ada pasien yang berasal dari desa tempat bidan bertugas maka bidan magang menjadi penolong pertama dibantu oleh bidan senior. Setelah tindakan selesai, bidan desa langsung dipromosikan kepada pasien dan keluarganya, bahwa mereka adalah bidan yang mampu melayani pasien secara mandiri di desa. Promosi ini akan menguntungkan bidan karena mendapat kepercayaan masyarakat desa dan rasa percaya diri.Setiap awal bulan dilakukan pertemuan rutin untuk membahas kasus-kasus unik dan evalausi tindakan pelayanan. Jasa pelayanan diurus oleh bidan desa. Pembayaran dilakukan setelah bidan desa melakukan kunjungan nifas lengkap dan menggunakan standar tarif di desa. RBBS mendapatkan fee dari bidan desa. Pada tahun 2016 capaian persalinan yang ditolong oleh nakes di Kota Sungai Penuh 93,70% dari 1.602 persalinan dan 100% ditolong di fasilitas kesehatan (pemerintah dan swasta).