Journal article // Humaniora






Memahami Karakteristik Unconscious Filosofi Jawa melalui Tokoh Wayang Bima
1999  //  DOI: 10.22146/jh.v11i3.669
Wening Udasmoro

Metrics

  • Eye Icon 114 views
  • Download Icon 677 downloads
Metrics Icon 114 views  //  677 downloads
Memahami Karakteristik Unconscious Filosofi Jawa melalui Tokoh Wayang Bima Image
Abstract

Wayang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan kandungan isinya . Ada dua unsur dasar dalam penampilan wayang yang keduanya menyimpan makna filosofis, yaitu unsur cerita dan unsur noncerita. Pada unsur cerita, seperti telah dijelaskan di atas, wayang memiliki perbedaan dengan cerita asalnya . Sebagai contoh, dalam cerita Mahabarata versi India tidak ditonjolkan peran anak keturunan Pandawa (Lal, 1992), sementara dalam cerita versi Jawa, dilakukan pengembangan cerita terhadap tokoh-tokoh keturunan Pahdawa yang tidak muncul dalam cerita sumbernya, seperti Gatotkaca, Antareja, Wisanggeni, dan sebagainya. Tokoh-tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan sejak abad XVII Bagong) yang muncul di pertengahan cerita dalam adegan gara-gara (kondisi dunia dalam keadaan kacau), dianggap betul-betul bersifat Jawa karena tidak terdapat dalam epos di India (Magnis-Suseno, 1993) .

Full text
Show more arrow
 

Metrics

  • Eye Icon 114 views
  • Download Icon 677 downloads
Metrics Icon 114 views  //  677 downloads