Pembangunan pertanian menghadapi tantangan yang semakin kompleks terkait dengan Perubahan iklim, keterbatasan dan degradasi sumber daya alam, serta isu perdagangan global. Ketersediaan lahan subur makin berkurang akibat alih fungsi lahan, di sisi lain permintaan komoditas pangan terutama beras makin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pen-duduk. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi pangan ke depan diarahkan pada lahan suboptimal termasuk lahan rawa lebak. Pengembangan lahan rawa lebak untuk pertanian memer-lukan teknologi pengelolaan lahan dan air serta teknologi budi daya yang sesuai untuk memperoleh hasil yang optimal, selain kondisi sosial ekonomi masyarakat, kelembagan, dan prasarana yang memadai. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan teknologi spesifik lokasi yang layak dikembangkan di lahan rawa dengan sasaran akhir konservasi dan peningkatan produksi komoditas pertanian. Pengembangan lahan rawa lebak dila-kukan melalui empat subsistem, yaitu subsistem pengembangan lahan, budi daya, mekanisasi dan pascapanen, serta kelemba-gaan. Inovasi pertanian bisa dijadikan landasan bagi pengem-bangan model-model percepatan pembangunan pertanian di lahan rawa lebak. Peran aktif institusi terkait diperlukan sejak awal untuk mempermudah perencanaan dan pelaksanaannya.