Conference paper
  
  
  PENGARUH INHALASI VAPE, EKSTRAK TEMBAKAU, ASAP ROKOK TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI DIAMETER ALVEOLI PADA PARU TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) SECARA EKSPERIMENTAL
    Menurut RISKESDAS (2018), prevalensi nasional perokok yang berumur diatas 10 tahun di 
Indonesia, baik yang menghisap sehari-hari maupun kadang-kadang, sebanyak 28,8%. Tingginya 
prevalensi tersebut karena ketergantungan nikotin yang merupakan bahan aktif utama dari 
tembakau. Nikotin merupakan senyawa yang merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang 
berisi dopamin, sehingga dopamin meningkat di pusat brain reward system. Baik rokok 
konvensional maupun rokok elektrik, keduanya sama-sama menggunakan nikotin dan mengandung 
bahan lain bersifat toksik yang karsinogenik pada paru-paru. Penelitian ini dilakukan untuk 
mengetahui adanya pengaruh inhalasi vape, ekstrak tembakau, dan asap rokok terhadap gambaran 
histologi diameter alveoli pada paru tikus putih jantan (Rattus norvegicus) secara eksperimental. 
Penelitian dilakukan pada 25 tikus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu K- (Kontrol negatif 
selama 14 hari), Rk1 (Rokok konvensional selama 7 hari dilanjutkan ekstrak tembakau selama 7 hari), 
Rk2 (Rokok konvensional selama 14 hari), NV (Nikotin vape secara inhalasi selama 14 hari), dan NT 
(Ekstrak tembakau secara inhalasi selama 14 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inhalasi 
vape, ekstrak tembakau, dan asap rokok memiliki pengaruh terhadap gambaran histologi diameter 
alveoli. Rata-rata diameter alveoli K- adalah sebesar 360.13 µm2
. Diameter terlebar dari semua 
perlakuan dibandingkan dengan K- adalah kelompok Rk2 dengan rata-rata diameter alveoli sebesar 
2920.43 µm2
. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti dengan parameter atau organ lainnya dan 
jangka waktu penelitian yang lebih lama. 
Kata-kata Kunci: Vape, Ekstrak Tembakau, Asap Rokok, Diameter Alveoli, Tikus Putih Jantan 
(Rattus norvegicus)