Bungkil inti kelapa sawit banyak mengandung protein lemak dan karbohidrat. Protein pada bungkil inti sawit terbungkus oleh adanya senyawaan organik, dengan memecah senyawa pembungkus akan membuka gugusan protein sehingga jumlah nilai protein bertambah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi fermentasi yang optimum guna meningkatkan kadar proteinnya. Untuk memecah senyawa pembungkus protein bungkil inti sawit diperlukan bantuan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh bakteri. Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis enzim yakni enzim yang sudah tersedia dalam bentuk bubuk disebut allzyme dan enzim yang dihasilkan dari campuran bakteri (Biomix). Disamping menggunakan jenis bakteri juga diamati kondisi proses yang dikategorikan fermentasi berkesinmabungan dan fermentasi satu tahap. Dari hasil penelitian pendahuluan dengan menggunakan allzyme tidak memberikan peningkatan protein yang nyata, maka pada penelitian tahap II mikroba yang digunakan untuk meningkatkan kandungan protein adalah campuran beberapa bakteri (Biomix) yang dapat menhgasilkan berbagai macam enzyme yang dapat memecah Bungkil Inti Sawit. Perbandingan bahan dan biomix yang optimum adalah 3000 : 25. Perlakuan yang diberikan adalah jenis enzyme/bakteri dan lama fermentasi terhadap kenaikan kadar protein. Jumlah dan jenis mikroba sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan protein, semakin lama fermentasi semakin besar peningkatan kadar proteinnya dan diikuti dengan semakin menurunnnya kadar serat kasar. Semakin lama proses fermentasi semakin tinggi kandungan protein, tetapi kenaikannya snagat kecil. Waku fermentasi yang efisien adalah 2 hari (48 Jam). Fermentasi bungkil inti sawit dapat meningkatkan jumlah protein dari 15,2% menjadi 17,97%. Fermentasi tidak perlu pengadukan tetapi dibutuhkan pembalikan pada periode tertentu.