Peningkatan kebutuhan terhadap transportasi untuk Rute Pule- Trenggalek sudah diakomodasi melalui penyediaan angkutan pedesaan, hanya saja masih kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan pedesaan yang tersedia. Penelitian ini menggunakan pendekatan stated preference dengan pengisian kuosioner oleh responden. Hasil dari penelitian ini menggunakan analisis faktor diketahui bahwasanya yang mempengaruhi dalam pemilihan moda antara motor dan angkutan pedesaan adalah biaya (X1) dan frekwensi kedatangan kendaraan (X2). Dari hasil permodelan logit binomial menggunakan stated preference diketahui bahwasanya ketepatan model dalam memprediksi kemungkinan beralihnya pengguna motor untuk beralih ke angkutan pedesaan sebesar 60,7%. Peningkatan biaya per km sebanyak Rp.250,-, menurunkan minat pengguna moda angkutan pedesaan sebesar 0,595 kali. Meningkatnya 1 frekwensi kendaraan per jam membuat minat naik angkutan pedesaan naik sebesar 1,436 kali. Dari penelitian ini kami sangat berharap bahwasanya pemerintah dapat melakukan permodelan dengan menurunkan biaya dan meningkatkan frekwensi agkutan pedesaan agar masyarakat cenderung memilih naik angkutan pedesaan.