Recently Published
Most Viewed
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Kearsipan Elektronik Komputer Dengai\u005Ci Program Keyfile Image
Journal article

Kelebihan dan Kelemahan Sistem Kearsipan Elektronik Komputer Dengai\i Program Keyfile

Penyelenggaraan kearsipan bagi organisasi bertujuan untuk menyediakan arsip yang bermutu dan bernilai guna- Kemajuan teknologi yang sangat p€sat memungkinkan penyelenggaraan kearsipan berangsur pindah dari kearsipn manual ke kearsipan elektronik. Kearsipan elektronik terutarna komputer dengan program Keyfrle, mempunyai kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan kearsipan manual jika diterapkan oleh organisasi. Pembatrasan ini dapat dilihat dari segi faktorfaktor kearsipan dan proses kearsipan. Bila ditinjau dari segi proses kearsipan, kearsipan elektronik mempunyai kelebihan s€eerti mudah melaksand<annyq dapat menghemat waktu, tenaga dan tempat. Kelebihan kearsipan elektronik ini dapat menunjang kelancaran pekerjaan kantor dalam pencapaian tujuan organisasi sedangkan kelemahannya yaitu memerlukan dana yang besar dalam penyediaan peralatannya. Kelemahan lain adalatr pekerjaan terganggu bila ada ganggum listrilq virus dan kerusakan komputer. Kelemahan ini dapat mengakibatkan pekerjaan kantor meqiadi terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan peran arsip sebagai sumber informasi dan dokumentasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pengaruh Gradasi Agregat Terhadap Nilai Karakteristik Aspal Beton (Ac\u002Dbc) Image
Journal article

Pengaruh Gradasi Agregat Terhadap Nilai Karakteristik Aspal Beton (Ac-bc)

Gradasi agregat dapat dikatakan sangat mempengaruhi pada campuran beraspal karena gradasi agregat berfungsi memberikan kekuatan yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas dalam campuran, dengan kondisi saling mengunci (interlocking) dari masing-masing partikel agregat kasar. Berdasarkan Spesifikasi Umum Perkerasan Jalan (2010), campuran agregat Laston (AC-BC) dapat bergradasi kasar dan halus, sedangkan menurut Sukirman, 2003, kurva Fuller adalah kurva dengan gradasi agregat di mana kondisi campuran memiliki kepadatan maksimum dengan rongga diantara mineral agregat (VMA) yang minimum.Oleh sebab itu peneliti mencoba untuk meneliti seberapa besar pengaruh agregat bergradasi kasar, bergradasi halus, dan agregat bergradasi yang mengikuti lengkung fuller pada campuran aspal beton (AC- BC), dengan membuat benda uji untuk pengujian Marshall dengan kombinasi aspal bervariasi dari: 4,5%; 5%; 5,5%; 6,0%; 6,5% dan 7,0% dengan masing-masing 3 benda uji sehingga total benda uji untuk masing- masing kombinasi sebanyak 18 buah dan dibuat dengan 75 X 2 tumbukan. Kemudian dilakukan pengujian Marshall untuk mendapatkan nilai karakteristik yang disyaratkan Spesifikasi Umum Perkerasan Jalan, 2010, sehingga data dapat dianalisa.Dari pengujian diperoleh nilai MQ terbesar terdapat pada agregat bergradasi fuller MQ 740 kg/mm, sedangkan agregat bergradasi halus nilai MQ 700 kg/mm dan agregat bergradasi kasar didapat MQ sebesar 360 kg/mm. Nilai Marshall Quotient yang rendah, mengidentifikasikan bahwa campuran tidak kaku dan mudah mengalami deformasi (Perubahan bentuk). Nilai VMA campuran agregat bergradasi kasar 15,4%; campuran agregat bergradasi fuller 14,1% dan campuran agregat bergradasi halus 14,0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa agregat bergradasi halus dan bergradasi fuller mempunyai kepadatan maksimum dengan rongga diantara mineral agregat (VMA) yang minimum/durabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan agregat bergradasi kasar.
Suggested For You
Pengaruh Rasio Cairan Pemasak (Aa Charge) Pada Proses Pembuatan Pulp Dari Kayu Sengon (Albizia Falcataria) Terhadap Kualitas Pulp Image
Journal article

Pengaruh Rasio Cairan Pemasak (Aa Charge) Pada Proses Pembuatan Pulp Dari Kayu Sengon (Albizia Falcataria) Terhadap Kualitas Pulp

Sengon wood (Albizia falcataria) is chosen as an alternative raw material for the manufacture of pulp has physical and chemical characteristic that meet the standards of raw material for pulp. The most important factors that influence the process of the kraft pulping is the ratio of the cooking liquid (AA charge) which serves to degrade and dissolve so easy to separate lignin from cellulose, while still protecting carbohydrates from degradation so that the resulting yield and good physical strengt. The study began with the preparation of raw materials, cooking by using a variable charge AA 14%, 16%, 18%, 20% and 22%, pulp washing and sheet formation, as well as the analysis of the quality of the pulp. Cooking liquid ratio will affect the yield and quality of pulp, including kappa number, viscosity and brightness. The low use of cooking liquid causes the higher lignin content in pulp and produce wood that is not mature, so the higher the yield, kappa number and viscosity, but lower brightness. While conversely, the higher the cooking liquid use causes more fiber degraded.
Read more articles