Recently Published
Kontribusi USAha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kaligrafi Kulit Kambing terhadap Pendapatan Produsen di Kabupaten Sukoharjo dan Upaya Pemberdayaannya Image
Conference paper

Kontribusi USAha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kaligrafi Kulit Kambing terhadap Pendapatan Produsen di Kabupaten Sukoharjo dan Upaya Pemberdayaannya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan manajemen USAha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kerajinan kaligrafi kulit kambing, mengetahui pendapatan dan besarnya kontribusi UMKM kaligrafi terhadap pendapatan produsen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2016 di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Responden dalam penelitian ini adalah produsen kerajinan kaligrafi kulit kambing sebanyak 30 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey disertai dengan Rapid Rural Appraisal (RRA). Hasil penelitian menunjukkan USAha dapat dibagi dalam tiga skala USAha, yaitu I Rp. ≤ 12.000.000,00 – Rp. 36.000.000; skala II Rp. 36.001.000,00 – Rp. 60.000.000,-; dan skala III ≥ Rp. 60.001.000,00. Penerimaan USAha kerajinan kaligrafi kulit kambing terbanyak pada skala USAha III. Kontribusi UMKM terhadap pendapatan produsen cukup tinggi yaitu skala I 51,69% ; skala II 58,70%; skala III 90,60%. Melihat besarnya kontribusi USAha terhadap pendapatan produsen akan meningkatkan motivasi produsen untuk mengembangkan USAha dan mempermudah upaya pemberdayaannya. Peningkatan kemandirian pengrajin menjadi tujuan utama dalam kegiatan pemberdayaan pengrajin.
Ketersediaan Pangan di Provinsi Papua Barat Image
Conference paper

Ketersediaan Pangan di Provinsi Papua Barat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Produksi pangan di Provinsi Papua Barat. (2) sebaran produksi pangan di Provinsi Papua Barat. (3) ketersediaan pangan di Provinsi Papua Barat. Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa produksi merupakan bagian dari ketersediaan pangan. Karakteristik daerah Provinsi Papua Barat yang berbeda dan sumber daya alam yang masih melimpah menghasilkan produksi pangan yang cukup bagi maasyarakat di Provinsi Papua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan data sekunder untuk tahun 2011 – 2015 yang diperoleh dari BPS, Dinas Pertanian dan instansi terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa padi, ubi jalar dan kacang kedelai mengalami peningkatan, sedangkan ubi kayu, jagung, sayuran dan kacang tanah mengalami fluktuasi. Kabupaten Manokwari merupakan sentra produksi padi, kentang, kacang kedelai, sayuran. Sementara Kabupaten Sorong merupakan sentra produksi jagung dan kacang hijau. Kota sorong merupakan sentra produksi ubi kayu. Sentra produksi ubi jalar dan kacang tanah adalah Kabupaten Raja Ampat. Selanjutnya sentra produksi cabe adalah teluk bintuni. Untuk sagu, tersebar di Kabupaten Teluk Bintuni, Kaimana, Teluk Wondama dan Kabupaten Sorong Selatan. Provinsi Papua barat mengalami defisit pangan, karena kebuthan pangan lebih besar dari ketersediaan produksi tanaman pangan. Jika dilihat per kabupaten maka hanya Kabupaten Manokwari dan Sorong mengalami surplus pangan.
Potensi Pengembangan Agroindustri Gula Semut di Kabupaten Kulon Progo Image
Conference paper

Potensi Pengembangan Agroindustri Gula Semut di Kabupaten Kulon Progo

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui potensi agroindustri gula semut di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gula kelapa atau palm sugar merupakan salah satu produk sektor agroindustri dengan potensi pengembangan yang baik dan memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Agroindustri gula kelapa mempunyai prospek yang cukup bagus untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga petani kelapa. Program diversifikasi industri gula nasional yang berbasis palmae seperti gula kelapa sangat strategis peranannya sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pemerintah dan masyarakat terhadap gula pasir (tebu) dan gula sintetis yang sebagian besar masih impor. Kelapa merupakan komoditas yang paling banyak dibudidayakan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini karena kondisi iklim dan topografi wilayah DIY sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa. Tanaman kelapa tersebar di 5 Kabupaten di DIY; dan sekitar 41,40% luas tanaman terdapat di Kabupaten Kulon Progo; 24,12% berada di wilayah Kabupaten Bantul; 21,98% berada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul; 12,45% berada di wilayah Kabupaten Sleman; dan 0,05% berada di Kota Yogyakarta. Salah satu produk agroindustri gila kelapa adalah gula semut. Gula semut diproduksi oleh lebih dari 2000 industri rumah tangga di Kabupaten Kulon Progo. Produksi rata-rata mencapai 7 ton/hari. Permintaan gula semut berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Permintaan pasar terhadap gula semut mencapai 200ton/bulan yang khususnya untuk diekspor ke negara-negara seperti Singapura, Jerman, Jepang, Amerika, Timur Tengah dan Australia. Ekspor gula semut dari tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 200 persen. Gula semut merupakan produk potensial untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani kelapa.