Just Published
Most Viewed
DINAMIKA EMOSI JANDA YANG DITINGGAL MATI SUAMI Image
Thesis

DINAMIKA EMOSI JANDA YANG DITINGGAL MATI SUAMI

Menjadi seorang janda yang ditinggal mati suami tidaklah mudah, banyak tantangan dan persoalan hidup yang harus dihadapi. Kematian suami mempengaruhi perubahan situasi kondisi kehidupan janda secara holistik, dan menyebabkan berbagai gejolak emosi pada dirinya. Di lain sisi emosi-emosi tersebut muncul secara intens dan sangat menguras hati dan pikiran janda. Penelitian mengenai dinamika emosi janda yang ditinggal mati oleh suaminya dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara ter struktur dan observasi. Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui dinamika emosi janda yang ditinggal mati suami serta membandingkan apakah ada kesesuaian dengan data alkitab mengenai dinamika emosi yang disebabkan oleh kematian. Dari hasil penelitian, kematian suami menyebabkan perubahan situasi dan kondisi dalam kehidupan janda. Hal itu sangat memicu emosi dalam diri mereka. Mereka kehilangan hubungan interpersonal dengan suami sehingga hal itu membuat mereka merasakan kesedihan yang mendalam atau dukacita, mereka mengalami perubahan status sosial sehingga hal itu membuat mereka merasakan kemarahan dan kekecewaan, kemudian mereka memiliki peran ganda sehingga hal itu membuat mereka merasakan kekhawatiran dan kecemasan. Selain dari pada itu dapat disimpulkan juga bahwa dinamika emosi yang dialami para janda tersebut sesuai dengan data Alkitab mengenai dinamika emosi yang terjadi karena disebabkan oleh kematian.
“DALAM NAMA YESUS” DAN PENGUSIRAN SETAN Image
Thesis

“DALAM NAMA YESUS” DAN PENGUSIRAN SETAN

Praktik pengusiran setan dengan menggunakan nama Yesus memiliki akar yang kuat dalam pelayanan Yesus dan dilanjutkan oleh murid-murid-Nya untuk tujuan menyebarkan ajaran Injil bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat. Penggunaan nama Yesus dalam pengusiran setan tetap relevan hingga saat ini, memungkinkan orang percaya untuk turut berkontribusi dalam memperluas Kerajaan Allah melalui tindakan sukses pengusiran setan dengan nama Yesus. Skripsi ini berupaya untuk menganalisis alasan dan pembenaran teologis di balik penggunaan nama Yesus dalam konteks pengusiran setan. Fokus penelitian ini adalah untuk memahami landasan biblis, teologis, dan praktis yang mendasari penggunaan nama Yesus dalam upaya mengusir setan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan mengkaji teks-teks Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru, literatur Kristen, dan sumber-sumber terkait lainnya. Data yang ditemukan dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi pemahaman teologis dan argumen yang mendukung penggunaan nama Yesus dalam pengusiran setan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan nama Yesus dalam pengusiran setan bukanlah semata rangkaian kata ritual dengan kekuata magis, melainkan memiliki signifikansi yang vital dalam mengusir setan. Hal ini disebabkan karena roh-roh jahat mengakui keunggulan kekuatannya. Sehingga, Yesus menjadi jaminan keberhasilan dalam mengusir roh jahat. Ketika seseorang menyebut nama Yesus dalam tindakan pengusiran, itu tidak sekadar gerakan fisik, tetapi mencerminkan juga keimanan yang mendalam kepada-Nya. Tindakan ini seolah membuka pintu bagi Kerajaan-Nya dan mengaktifkan kekuatan-Nya yang tak terbatas untuk berperang melawan kekuatan jahat. Ini menunjukkan keterbukaan hati untuk menerima kuasa Yesus serta keyakinan pada otoritas-Nya yang akan beroperasi dalam pengusiran roh jahat. Pengucapan nama Yesus bukanlah sekadar simbol, namun juga merupakan bentuk doa permohonan kepada Allah, memohon peminjaman otoritas dan kuasa-Nya dalam mengusir roh jahat. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam praktik pelayanan gerejawi, terutama dalam konteks pengusiran setan. Pemahaman yang mendalam tentang alasan dan pembenaran teologis di balik penggunaan nama Yesus memperkuat keyakinan dan kepercayaan orang-orang percaya dalam menghadapi kuasa kegelapan. Dengan memahami bahwa nama Yesus adalah kunci otoritas spiritual, pelayanan pengusiran setan dapat dilakukan dengan penuh keyakinan dan keberanian, dengan harapan dapat membawa kebebasan bagi mereka yang terikat oleh kuasa kegelapan. Kata Kunci: Nama Yesus, Pengusiran setan, Perjanjian Baru, Kekuatan spiritual, Otoritas, Iman, Doa permohonan, Kerajaan Allah.
Suggested For You
ANALISIS TERHADAP SISTEM PENDISIPLINAN DI SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI MALANG BERDASARKAN KONSEP PUNISHMENT DALAM ALKITAB DAN TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK. Image
Thesis

ANALISIS TERHADAP SISTEM PENDISIPLINAN DI SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI MALANG BERDASARKAN KONSEP PUNISHMENT DALAM ALKITAB DAN TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK.

Pendisiplinan merupakan suatu hal yang sering dijumpai dalam kehidupan serta diterapkan dalam berbagai segi kehidupan guna membangun seseorang untuk mencapai sasaran dalam kehidupan. Pada dasarnya pendisiplinan yang berdasarkan prinsip Alkitab maupun yang diterapkan dalam sekolah-sekolah teologi, selalu memiliki unsur punishment atau hukuman. Allah juga melakukan tindakan Punishment kepada orang-orang yang melanggar peraturan sekalipun orang tersebut dikasihi-Nya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilaksanakan kepada mahasiswa yang menempuh pendidikan di SATI Jl.Raya Karanglo No. 94-103, Karanglo, Banjararum, Kec. Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65100. Sumber data penelitian merupakan mahasiswa tingkat akhir yang telah hidup berasrama selama lebih dari tiga tahun sehingga dianggap sudah banyak mengetahui peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah. Punishment dalam teori pembelajaran behavioristik di terapkan di SATI dalam model Demerit dimana hukuman diberikan bertujuan untuk merubah seseorang menjadi lebih baik dalam segala hal. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa SATI selama ini menggunakan teori pembelajaran Behavioristik yang dipraktekkan dalam pola pendisiplinan demerit yang dapat melemahkan prilaku yang tidak diinginkan dan berakibat pada perubahan perilaku sebagian besar mahasiswa. Sedangkan temuan dari hasil penelitian ini ternyata sistem demerit dengan memberikan sanksi kerja itu terlalu ringan karena mahasiswa sudah terbiasa bekerja, mulai dari bangun pagi harus mengerjakan tugas harian dan juga kegiatan kerja bakti yang sering dilaksanakan di lingkungan sekolah, sehingga perlu dipikirkan bentuk sanksi yang lain yang lebih tepat dan memberikan efek jera. Dari hasil temuan tersebut di atas maka diharapkan Sati dapat mempertimbangkan punishment dalam pendisiplinan dengan bentuk yang baru serta penerapan pemberian reward kepada mahasiswa sebagai penyeimbang guna memacu mahasiswa agar dapat lebih disiplin dan semangat untuk belajar. Kata kunci: pendisiplinan, punishment, behavioristik.
Read more articles