Latar Belakang: Penyakit infeksi merupakan salah satu penyebabmasalah kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang sepertiIndonesia. Salah satu bakteri penyebab morbiditas dan mortalitas padamanusia adalah Staphylococcus aureus. Tanaman kesum (Poligonumminus Huds.) merupakan tanaman yang banyak terdapat di KalimantanBarat. Data empiris menunjukkan bahwa air rebusan daun kesum seringdigunakan dalam pengobatan tradisional. Penelitian sebelumnyamenunjukkan ekstrak daun kesum memiliki sifat antibakteri. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri infusa daunkesum terhadap Staphylococcus aureus dengan menentukan konsentrasihambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) sertamengetahui kandungan metabolit sekunder didalamnya. Metodologi:Skrining fitokimia infusa daun kesum dilakukan dengan uji tabung. Ujiaktivitas antibakteri dilakukan dengan metode makrodilusi terhadapStaphylococcus aureus untuk mendapatkan KHM dan KBM. Data yangdidapatkan kemudian dianalisa menggunakan uji Kruskal-Wallis yangdilanjutkan dengan uji Mann-Whitney, dan uji korelasi Spearman. Hasil:Berdasarkan skrining fitokimia infusa daun kesum mengandung fenol,flavonoid, tanin, dan triterpenoid. Infusa daun kesum memiliki KHMsebesar 12,5% terhadap Staphylococcus aureus, sedangkan KBM tidakdidapatkan. Analisa statistik menunjukkan konsentrasi infusa daun kesumyang menurunkan jumlah koloni secara bermakna adalah konsentrasi0,19%, 0,78%, 1,56%, 3,12%, dan 100%. Uji korelasi menunjukkanvariabel pertumbuhan koloni bakteri memiliki korelasi berlawanan arahyang sangat kuat (r= -0,987) dengan konsentrasi infusa. Kesimpulan:Infusa daun kesum memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcusaureus.