Recently Published
Most Viewed
Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika Image
Journal article

Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui: Pengertian kemampuan komunikasi matematis, indikator-indikator dalam mengukur kemampuan komunikasi matematis, bentuk soal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis, dan model, strategi, dan pendekatan yang bisa diaplikasikan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan telaah pustaka ilmiah maka dalam artikel ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kemampuan komunikasi matematis terdiri atas, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan seperti: diskusi dan menjelaskan. Komunikasi tulisan seperti: mengungkapkan ide matematika melalui gambar/grafik, tabel, persamaan, ataupun dengan bahasa siswa sendiri. (2) Indikator kemampuan komunikasi matematis: menulis (written text), menggambar (drawing), dan ekspresi matematika (matematical ekpression). (3) Soal essai dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis, seperti: soal uraian eksploratif, transfer, elaboratif, dan aplikatif. (4) Model atau pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis, diantaranya: pendekatan PMR, model pembelajaran problem posing dengan pendekatan PMR, model pembelajaran problem solving dengan pendekatan PMR, dan reciprocal teaching.
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Kota Tambolaka Image
Journal article

Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Kota Tambolaka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi guru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media belajar dan mengelola kelas dengan hasil belajar di kecamatan Kota Tambolaka, NTT. Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi penelitian 241 orang guru. Sampel sejumlah 148 orang dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuisioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik regresi linear sederhana dan ganda.Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan hasil belajar siswa (p<0,05; R2:24,8%,); (2) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah dasar dalam memanfaatkan media belajar dengan hasil belajar siswa (p<0,05; R2:20,1%); (3) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah dasar dalam mengelola kelas dengan hasil belajar (p<0,05;R2: 24,6%); dan (4) Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media belajar dan mengelola kelas dengan peningkatan hasil belajar siswa (p<0,05; R2: 46,5%).
Suggested For You
Hubungan antara Berpikir Positif dan Perilaku Menyontek pada Siswa Kelas X Smk Koperasi YOGYAKARTA Image
Journal article

Hubungan antara Berpikir Positif dan Perilaku Menyontek pada Siswa Kelas X Smk Koperasi YOGYAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berpikir positif dengan perilaku menyontek.Subiek penelitian adalah siswa kelas X SMK Koperasi Yogyakarta.Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling.Metode pengumpulan data menggunakan skala yaitu skala berpikir positif dan skala perilaku menyotek.Metode analisis data dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment.Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisin korelasi sebesar rxy = -0,299 dengan taraf signifikansi p = 0,004 (p < 0,01). Sumbangan efektif yang diberikan variabel berpikir positif terhadap perilaku menyontek adalah sebesar 8,9%. Hasil kategorisasi menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian yaitu sebanyak 67,5% subjek yang memiliki berpikir positif pada kategori tinggi dan 63,75% subjek memiliki perilaku menyontek pada kategori sedangHasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikanantara berpikir positif dengan perilaku menyontek. Semakin tinggi berpikir positif maka akan semakin rendah perilaku menyontek, sebaliknya semakin rendah berpikir positif maka akan semakin tinggi perilaku menyontek.
Read more articles