Recently Published
Most Viewed
Penurunan Kandungan Zat Kapur Dalam Air Tanah Dengan Menggunakan Filter Media Zeolit Alam Dan Pasir Aktif Menjadi Air Bersih Image
Journal article

Penurunan Kandungan Zat Kapur Dalam Air Tanah Dengan Menggunakan Filter Media Zeolit Alam Dan Pasir Aktif Menjadi Air Bersih

Salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam kualitas air minum dalam parameter kimia adalah kesadahan. Salah satu kesadahan adalah kesadahan kalsium atau yang lebih sering dikenal dengan air kapur. Pada umumnya air tanah atau air sumur mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi. Masalah lain yang timbul dari air tanah adalah kandungan Fe dan Mn yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh komposisi media filter yang efektif dan efisien untuk mereduksi kesadahan Kalsium, Fe dan Mn dalam air tanah sehingga memenuhi baku mutu dan mendapatkan lama waktu breakthrough dari media filter. Pada penelitian ini, sistem aliran filter adalah secara gravitasi dan constant head. Media yang digunakan yaitu zeolit alam jenis Klinoptilotit dan pasir aktif. Kedua media disusun terstratifikasi dengan ketinggian berbeda dan dialiri oleh tiga variasi konsentrasi kesadahan kalsium. Dari penelitian ini dapat terlihat bahwa komposisi terbaik yang dapat mereduksi kesadahan kalsium adalah komposisi I dengan perbandingan ketinggian media zeolit alam : pasir aktif adalah 30 cm : 60 cm. Dengan persen removal untuk konsentrasi 400 mg/L sebesar 100%, konsentrasi 520 mg/L sebesar 89,03% dan konsentrasi 640 mg/L sebesar 92,13%
Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon Winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap Dan Air Dengan Pemanasan Microwave Image
Journal article

Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon Winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap Dan Air Dengan Pemanasan Microwave

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pengambilan minyak serai wangi (Citronella oil) dari daun dan batang serai wangi dengan metode distilasi uap dan air dengan pemanasan microwave dan membandingkan hasil yang didapatkan dengan penelitian terdahulu yaitu hydro distillation dan steam distillation kemudian mempelajari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap rendemen dan mutu minyak serai wangi yang dihasilkan seperti pengaruh kondisi bahan (segar dan layu) dari daun dan batang serai wangi, pengaruh perlakuan bahan (utuh dan dicacah ± 2 cm), pengaruh bagian dari serai wangi (daun dan batang) serta pengaruh suhu operasi (100 °C, 105 °C dan 110 °C). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode distilasi uap dan air (steam and hydro distillation) dengan pemanasan microwave. Dalam pemanfaatan microwave akan ditambahkan pelarut berupa air untuk mengambil minyak di dalam daun dan batang serai wangi serta dilakukan pengambilan distilat tiap 20 menit. Kondisi operasi untuk metode ini adalah pada massa 200 gram dan tekanan atmosferik. Dari hasil penelitian didapatkan % rendemen minyak serai wangi yang tinggi pada variabel daun adalah pada daun layu cacah pada suhu 110 ℃ dengan % rendemen sebesar 1,52 % dan untuk batang adalah pada batang layu cacah pada suhu operasi 110 ℃ dengan % rendemen sebesar 1,03 %. Kandungan Citronella yang tinggi pada daun adalah saat kondisi daun segar sebesar 67,36 % dan pada batang saat kondisi batang layu sebesar 85,73 %. Densitas minyak serai wangi untuk daun pada range 0,872 – 0,882 gram/cm3 dan untuk batang pada range 0,862 – 0,877 gram/cm3. Nilai indeks bias untuk daun pada range 1,415 – 1,472 dan pada batang pada range 1,415 – 1,438. Nilai bilangan asam untuk daun pada range 2,805 – 3,366 dan pada batang pada range 3,086 – 3,647.
Suggested For You
Identifikasi Tingkat Bahaya Bencana Longsor, Studi Kasus: Kawasan Lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Image
Journal article

Identifikasi Tingkat Bahaya Bencana Longsor, Studi Kasus: Kawasan Lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Kawasan yang berada di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar merupakan kawasan yang memiliki potensi terjadinya bencana tanah longsor. Frekuensi bencana longsor yang terjadi sekitar 300 pada 5 tahun terakhir. Bencana tersebut menyebabkan kerugian baik materiil maupun jiwa. Hal tersebut mengindikasikan kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana. Karena kondisi yang berpotensi dan rawan maka perlu dikaji tingkat risiko bencana longsor sebagai upaya pemanfaatan lahan yang sesuai oleh masyarakat berdasarkan tingkat risiko yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan tingkat bahaya bencana longsor di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian pemetaan risiko bencana longsor di lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah. Tahapan dalam mengetahui karakteristik bahaya yakni dengan pembobotan melalui AHP untuk analisis overlay weighted sum. Hasil dari penelitian ini berupa peta tingkat bahaya bencana longsor yang terbagi menjadi 3 klasifikasi dalam tingkatan bahaya bencana yakni tingkat bahaya rendah, bahaya sedang, dan bahaya tinggi.
Read more articles