Recently Published
Strawberry Extract\u0027s Effects on Enterococcus Faecalis and Porphyromonas Gingivalis Biofilms in Vitro Image
Journal article

Strawberry Extract's Effects on Enterococcus Faecalis and Porphyromonas Gingivalis Biofilms in Vitro

Level of Salivary Uric Acid in Gingivitis and Periodontitis Patients Image
Journal article

Level of Salivary Uric Acid in Gingivitis and Periodontitis Patients

Pigmented Oral Lichen Planus: a Case Report Image
Journal article

Pigmented Oral Lichen Planus: a Case Report

Microbiomics of Oral Biofilms: Driving the Future of Dental Research Image
Journal article

Microbiomics of Oral Biofilms: Driving the Future of Dental Research

Strawberry Extract\u0027s Effects on Enterococcus Faecalis and Porphyromonas Gingivalis Biofilms in Vitro Image
Strawberry Extract\u0027s Effects on Enterococcus Faecalis and Porphyromonas Gingivalis Biofilms in Vitro Image
Journal article

Strawberry Extract's Effects on Enterococcus Faecalis and Porphyromonas Gingivalis Biofilms in Vitro

Level of Salivary Uric Acid in Gingivitis and Periodontitis Patients Image
Level of Salivary Uric Acid in Gingivitis and Periodontitis Patients Image
Journal article

Level of Salivary Uric Acid in Gingivitis and Periodontitis Patients

Pigmented Oral Lichen Planus: a Case Report Image
Pigmented Oral Lichen Planus: a Case Report Image
Journal article

Pigmented Oral Lichen Planus: a Case Report

Microbiomics of Oral Biofilms: Driving the Future of Dental Research Image
Microbiomics of Oral Biofilms: Driving the Future of Dental Research Image
Journal article

Microbiomics of Oral Biofilms: Driving the Future of Dental Research

Most Viewed
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sebelum Dan Setelah Perubahan Undang\u002Dundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Menuju Pemilihan Berkedaulatan Rakyat Image
Journal article

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sebelum Dan Setelah Perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Menuju Pemilihan Berkedaulatan Rakyat

Amandemen UUD 1945 menghasilkan sejumlah design baru format kenegaraan Indonesia. Pertama, Presiden dan Wakil Presiden dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) secara langsung oleh rakyat, sedangkan kewenangan MPR hanya sebatas melantik Presiden dan Wakil Presiden terpilih saja. Sebagai konsekuensinya, berbeda dengan sebelum Perubahan UUD 1945, Presiden tidak lagi bertangungjawab kepada MPR, namun bertanggungjawab langsung kepada rakyat pemilih. Teori kedaulatan rakyat digunakan untuk menjelaskan secara filosofis dan bersifat makro mengenai rakyat sebagai asasi berdaulat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai satu-satunya orang yang berhak dalam menentukan arah dan tujuan negara. Salah satu perwujudan kedaulatan rakyat melalui penyelenggaraan pemiluyang diatur dan dijamin oleh konstitusi. Kedaulatan bisa berada pada tangan seseorang dalam sistem pemerintahan yang otoriter atau tiran. Pemegang kedaulatan bertindak untuk dan atas nama negara. Dalam sistem oligarkhi, kedaulatan berada pada kelompok atau golongan tertentu masyarakat seperti: kaum bangsawan, kaum borjuis, partai, bahkan kelompok agama dalam negara agama. Sementara bagi negara yang berpaham integralistik, kedaulatan ada pada negara, Dalam demokrasi, keterlibatan seluruh rakyat dalam Pemilu menjadi sumber legitimasi kekuasaan pemerintah. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pemilu pada hakikatnya merupakan salah satu sarana kedaulatan rakyat yang mensyaratkan dilindunginya hak rakyat untuk memilih para pemimpin negara yang dijamin berdasarkan konstitusi.
Kajian Yuridis Ruang Gerak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Image
Journal article

Kajian Yuridis Ruang Gerak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi yang mengikutsertakan masyarakat/LSM telah diatur dalam United Nations Convention Against Corruption 2003, khususnya pada Pasal 13 disebutkan antara lain, bahwa “masing-masing negara pihak wajib mengambil tindakan-tindakan yang semestinya, dalam kewenangannya dan sesuai dengan prinsip-pirinsip dasar hukum internalnya, meningkatkan partisipasi aktif perorangan dan kelompok di luar sector publik, seperti masyarakat sipil, organisasi-organisasi non pemerintah (NGO/LSM) dan organisasi-organisasi berbasis masyarakat. Selanjutnya bagaimana pengaturannya dalam peraturan Perundang-undangan kita terhadap ruang yang diberikan kepada LSM dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 memberikan jaminan yang sanagt tegas dalam Pasal 28 E ayat (3) bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluakan pendapat “Ketetapan MPR –RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, antara lain disebutkan…… di samping itu terdapat desakan yang kuat dari masyarakat yang menginginkan terwujudnya berbagai langkah nyata oleh pemerintah dan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya dalam hal pemberantasan dan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, memberikan kesempatan kepada masyarakat/LSM untuk ikut berpartisipasi. Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 jo, Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi diatur dalam bab V, khususnya pada pasal 41 dan pasal 42. Demikian pula halnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 68 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara. Secara lebih khusus peran serta masyarakat dalam hal ini lebih banyak dilalukan oleh LSM, diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 71 tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.Agar LSM memiliki ruang gerak dalam menjalankan fungsinya secara efektif falam pemberantasan tindak pidana korupsi, diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan perhatian kepada LSM mencakup antara lain: Pertama, adanya peraturan Perundang-undangan yang lebih konkrit tentang kedudukan/keberadaan, bagi LSM untuk melakukan aktivitasnya. Kedua, adanya pengakuan/jaminan yang dirumuskan dalam peraturan Perundangan-undangan ataupun kebijakan pemerintah, bahwa LSM diberikan ruang yang jelas secara independen dalam upaya pemberantsan korupsi; Ketiga, menjamin akses LSM terhadap sumberdaya dari berbagai sumber untuk melaksanakan kegiatannya.
Suggested For You
Evaluasi dan Optimasi Pompa Electric Submersible Pump (Esp) pada Sumur\u002Dsumur di Lapangan X Image
Conference paper

Evaluasi dan Optimasi Pompa Electric Submersible Pump (Esp) pada Sumur-sumur di Lapangan X

Setiap sumur produksi yang akan diproduksikan diharapkan fluida akan mengalir kepermukaansecara alami. Proses ini akan berlangsung sampai pada satu titik dimana tekanan reservoir akanberkurang dengan berjalannya waktu, sehingga kemampuan sumur produksi untuk mengangkatfluida ke permukaan akan berkurang atau berhenti sama sekali.Oleh karena itu dibutuhkan metodepengangkatan buatan dimana salah satunya dengan menggunakan pompa ESP. Berdasarkanpengamatan data teknik sumur BN-23, BN-35 dan BN-104 sangat cocok untuk diterapkan untukoptimasi produksi. Berdasarkan hasil perhitungan kurva IPR dengan menggunakan metoda Vogel,laju produksi maksimum (Qmaks) yang dicapai sumur BN-23, BN-35 dan BN-104 adalah masing–masing sebesar 1661 BFPD, 6446.7 BFPD, dan 1001 BFPD. Selanjutnya melalui pendekatandengan persamaan empiris didapatkan laju produksi optimum (Qo) sumur BN-23, BN-35 dan BN-104 adalah masing-masing sebesar 176 BBD, 193 BBD, 193 BBD dengan water cut masing–masing 91.2 %, 94.2% dan 84% maka dihasilkan minyak sebesar 1998 BOPD, 3333 BOPD dan1209 BOPD. Untuk mencapai laju produksi optimal sumur produksi tersebut maka disarankan padasumur BN-23 untuk mengunakan jenis pompa ESP REDA Type IND 2000 stage sebesar 119 danrange capacity 1300-2600 bfpd, Sumur BN-35 untuk mengunakan jenis pompa ESP REDA TypeING 5200 stage sebesar 119 dan range capacity 2000-3600 bfpd, dan Sumur BN-104 untukmengunakan jenis pompa ESP REDA Type IND 1300 stage sebesar 119 dan range capacity 600-1250 bfpd.
Peran Monosit (Makrofag) pada Proses Angiogenesis dan Fibrosis Image
Conference paper

Peran Monosit (Makrofag) pada Proses Angiogenesis dan Fibrosis

Peran Monosit (Makrofag) pada Proses Angiogenesis dan Fibrosis Image
Peran Monosit (Makrofag) pada Proses Angiogenesis dan Fibrosis Image
Conference paper

Peran Monosit (Makrofag) pada Proses Angiogenesis dan Fibrosis

Read more articles